Selasa, 10 September 2013

TUGAS BIOLOGI

ARTIKEL BIOLOGI

KEANEKARAGAMAN HAYATI


A.    Konsep Keanekaragaman Hayati
Keanegaraman hayati (biodiversitas) adalah keanegaraman makhluk hidup yang menunjukkan seluruh variasi gen, spesies, dan ekosistem di suatu tempat. Keanegaraman hayati dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor genetik, yang bersifat relatif stabil atau konstan pengaruhnya terhadap morfologi (fenotip) organisme. Sedangkan faktor eksternal yaitu bersifat relatif labil pengaruhnya terhadap morfologi (fenotip) organisme.
Berdasarkan tingkat keragamannya, kenegaraman hayati dibagi menjadi 3 tingkatan diantaranya:
1.    Keanekaragaman Gen
Gen adalah substansi terkecil yang terletak dalam kromosom yang membawa faktor keturunan. Melalui gen inilah sifat –sifat dari induk diwariskan kepada keturunannya. Perbedaab gen pada setiap makhluk hidup mengakibatkan sifat genotipe dan sifat fenotipe pada setiap makhluk hidup menjadi berbeda sehingga makhluk hidup di dunia ini tidak ada yang serupa meskipun berada dalam satu spesies.
Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman hayati yang menunjukan seluruh variasi jumlah dan susunan gen pada makhluk hidup. Kenegaraman gen terjadi akibat perkawinan antar makhluk hidup sejenis (satu spesies). Susunan gen suatu individu berasal dari kedua orang tuanya/kedua induk.  Kombinasi susunan perangkat gen kedua induk tersebut akan mengakibatkan keanegaraman individu dalam satu spesies berupa varietas – varietas yang terjadi secara alami.
Contoh: 
    Kelapa macamnya yaitu kelapa gading, kopyor, hidrid, dan kelapa hijau
    Mangga macamnya mangga tali jiwo, gadung, golek, dan arumanis,
    Padi macamnya padi IR, sedani, wulu, dan kapuas.
    Anjing macamnya anjing bulldog, anjing herder, anjing kampung
    Mawar macamnya mawar orange, mawar merah putih, mawar putih, dan mawar ungu.
    Jeruk macam jeruk lemon, jeruk nipis, jeruk pontianak dll.
    Ayam macamnya ayam kampung, ayam pedaging, dll.

                       


Gambar 1.1 keanekaragaman gen pada genus mawar dan ayam

Keanegaraman gen juga dapat terjadi secara buatan melalui perkawinan silang. Misal anggur yang biasanya ditanam di daerah dingin, kemudian ditanam di daerah panas maka buah yang dihasilkan akan berbeda. Pada daerah dingin tanaman anggur berbuah besar dan manis. Apabila ditanam di daerah panas, tanamam anggur berbuah kecil dan masam.

2.    Keanekaragaman Jenis (Spesies)
Keanekaragaman jenis adalah keanekaragaman yang menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis. Keanekaragaman jenis ini lebih mudah diamati dari pada Keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba. Misalnya : tumbuhan kentang, tomat, dan terung. Ketiganya termasuk dalam genus yang sama solanum. Variasi dalam satu keluarga kacang-kacangan, kacang tanah, kacang buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Variasi dalam satu keluarga (familia) kucing : harimau, macan tutul, singa, kucing rumah, kucing hutan, dan macan kumbang.
                       
                               




Gambar 1.2 keanekaragaman jenis variasi dalam keluarga (familia) kucing
3.    Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Keanekaragaman ekosistem adalah keanekaragaman yang menunjukan seluruh variasi interaksi antara makhluk hidup dan interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Jadi, antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan terjadi interaksi yang dinamis. Perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda. Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Ada ekosistem hutan hujan tropis, hutan gugur, padang lumut, gurun pasir (didominasi oleh kaktus dan unta) , sawah (didominasi oleh padi), air tawar, air payau, laut, sawah, sungai, dan ekosistem padang rumput adalah contoh ekosistem terestrial.
.
                       


Ekosistem sawah        Ekosistem laut    Ekosistem padang rumput
    Gambar 1.3 macam – macam ekosistem
B.    Keanekaragaman Hayati Di Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara tropis yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Salah satu faktor yang menyebabkan indonesia memiliki tingkat biodiversitas yang tinggi adalah karena indonesia mrupakan negara kepulauan dan garis pantai yaitu 81.000 M.
1.    Keanekaragaman Tumbuhan (flora) di Indonesia
Flora di indonesia termasuk dalam kawasan flora malesiana, yaitu suatu daerah luas yang meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon. Hutan di daerah Malesiana memiliki kurang lebih 248.000 spesies tumbuhun tingkat tinggi. Indonesia memiliki 2 diantara 5 bioma didunia, yaitu bioma hutan hujan tropis dan bioma savana. bioma hutan hujan tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sanagt tinggi adalah malesiana. Flora malesiana meliputi tumbuhan yang terdapat di sumatra, kalimantan, filiphina utara, dan kepulauan indonesia lainnya. Tumbuhan Khas Malesiana yang terkenal adalah rafflesia arnoldii. tumbuhan ini merupakan parasit yang hidup melekat pada akar atau batangtumbuhan pemanjat Tetrasigma. Penyebaran Rafflesia meliputi sumatra (Aceh , Bengkulu), Malaysia, Kalimantan dan jawa. Di Papua ditemukan pohon buah khas yang disebut matoa (pometia pinnata). Matoa ini rasanya hampir mirip durian dan rambutan. Buah matoa berangkai seperti anggur berbentuk bulat kecil, dan berkulit tipis.
Sebagian hutan di indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis. Di hutan hujan tropis meliputi pohon – pohon hutan dengan ketinggian berkisar antara 5m – lebih 30m. Hutan hujan tropis di kalimantan merupakan daerah yang mempunyai keanekaragaman tumbuhan paling tinggi. Di indonesia juga ada tumbuhan endemik. Tumbuhan endemik adalah tumbuhan yang hanya ada di daerah tertentu. Contoh bunga rafflesia arnoldii merupakan tumbuhan endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh.
2.    Keanekaragaman Hewan (fauna) di Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman fauna yang melimpah. Indonesia memiliki 12% jenis mamalia, 16% jenis reptilia dan amphibia, serta 12% jenis burung. Persebaran fauna di indonesia tidak merata, pada awalnya indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh garis Wallace. Garis Wallace memisahkan dearah Oriental ( Sumatra, Jawa, Bali Dan Kalimantan). Dengan daerah Australian yang meliputi papaua dan pulau – pulau disekitarnya.
a.    Fauna Daerah Oriental
Meliputi pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Fauna Oriental ini memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1.    mamalia berukuran besar. Contoh gajah, banteng, harimau dan badak sumatra.
2.    mempunyai banyak jenis primata
3.    terdapat berbagai macam kera. Contoh bekantan.
4.    mempunyai banyak jenis ikan tawar
5.    warna burung tidak mencolok/kurang menarik tetapi dapat berkicau. Contoh jalak bali, elang jawa dan  elang putih


Gambar 1.4 fauna oriental

b.    Fauna Daerah Australian
Meliputi pulau Papua dan kepulauan kecil di sekitarnya dan memiliki ciri – cir sebagai berikut:
1.    Terdapat mamalia berukuran kecil dan berkantung.
 Misal kanguru pohon, kuskus, babi rusa dan komodo.
2.    Burung dengan warna mencolok/menarik, misal burung cenderawasih merah.
3.    Tidak terdapat primata/kera.


Gambar 1.5 fauna australian
c.    Fauna Peralihan
Setelah Wallace membagi garis persebaran flora dan fauna di indonesia. Seorang ahli bernama Weber juga melakukan penelitian tentang penyebaran hewan – hewan di indonesia. Menurut Weber, hewan – hewan di Sulawesi tidak dapat dikelompokkan sebagai fauna Australian. Karena hewan – hewan tersebut memiliki sifat seperti fauna Oriental. Weber memuat sebuah garis khayal di sebelah timur Sulawesi memanjang ke utara sampai Kepulauan Aru, Nusa Teenggara. Berikut ciri – ciri fauna peralihan.
1.    Merupakan fauna peralihan tipe asiatik dan australia.
2.    Hewan mamalia berukuran sedang terdapat primata dengan ukuran kecil
3.    Contoh: anoa, maleo, komodo, rangkong sulawesi, burung jalak bali, singapuar, musang coklat sulawesi dan tarsius.
3.    Nilai keanekaragaman hayati
a.    Nilai Ekonomi : keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan (dapat mendatangkan devisa). Contoh untuk rempah – rempah yaitu lada, cengkih dan pala, untuk kosmetik yaitu cendana, untuk bahn baku industri kayu gaharu, untuk mebel kyu jati, rotan, untuk industri minuman kopi, teh, untuk industri makanan pada dan kedelai.
b.    Nilai Biologis : tumbuhan menghasilkan O2 yang diperlukan oleh makhluk hidupuntuk pernafasan serta menghasilkan zat organik, misal biji, buah, dan umbi sebagai bahan makanan makhluk hidup lain.hewan dapat digunakan bahan makanan dan bahan sandang oleh manusia. Sebagai sumber plasma nutfah ( plasma benih).
c.    Nilai Ekologis : misal hutan hujan tropis mempunyai nilai ekologi/lingkungan yaitu sebagai paru – paru bumi. Dalam fotosintesis htan hujan tropis dapat menurunkan kadar CO2 diatmosfersehingga dapat mengurangi pencemaran udara dan mencegah efek rumah kaca.
d.    Nilai Sosial : keanekaragaman hayati dapat dapat dikembangkan menjadi sarana rekreasi dan pariwisata. Misal Taman Hutan Raya Ir. H.Djuanda di Bandung.
       
4.    Manfaat Keanekaragaman Hayati
a.    Sebagai sumber pangan , perumahan, dan kesehatan. Seperti padi, pohon jati, dan mengkudu.
b.    Sebagai sunber pendapatan /devisa. Seperti kayu rotan, karet, cendana dan rumput laut.
c.    Sebagai sumber plasma nutfah.
d.    Sebagai sumber untuk menunjang kehidupan manusia dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem.
e.    Sebagai lahan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

5.    Pengaruk Kegiatan Manusia Terhadap Pelestarian Keanekaragaman Hayati dan Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas) di Indonesia

    Kegiatan manusia yang mengancam biodiversitas
a.    Perusakan habitat. Misal penebangan hutan dan peruskan terumbu karang.
b.    Pencemaran lingkungan. Misal penggunaan pestisida yang berlebihan, polusi dari asap pabrik dan kendaraan bermotor, dan pencemaran limbah.
c.    Perubahan iklim (global warming), karena meningkatnya gs polutanseperti CO2 diatmoefer bumi.
    Usaha pelestarian keanekaragaman hayati
a.    Pembiakan insitu dan eksitu. Pembiakan insitu dapat dilakukan dengan mendirikan kawasan pelestarian di habitat aslinya. Seperti cagar alam, suaka margasatwa, dn taman nasional. Sedngkan pembiakan eksitu dapat dilakukan dengan mendirikan kawasan pelestarian diluar habitat aslinya tetapi lingkungan dibuat mirip aslinya. Seperti kebun binatang.
b.    Reabilitasi dan reboisasi lahan kritis.
c.    Pengaturan dan pemanfaatan hewan dan tumbuhan dengan cara tebang pilih, pemburuan hewan tertentu, peremajaan hutandan tumbuhan langka.
Sedangkan usaha pemerintah dalam melestarikan keanekaragaman hayati dengan mendirikan kawasan konservasi, diantaranya sebagai berikut:
a.    Taman Nasional
b.    Cagar Alam
c.    Suaka Marga Satwa
d.    Taman Wisata Alam
e.    Taman Hutan Raya
f.    Taman Buru

C.    Klasifikasi Keanekaragaman Hayati
Para ilmuan mempelajari kenekaragaman makhluk hidup yang melimpah dengan cara melakukan pengelompokan (klasifikasi) makhluk hidup. Klasifikasi bertujuan sebagai berikut:
1.    Mendeskripsikan ciri – ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap – tiap jenis agar mudah dikenali.
2.    Menelompokkan makhluk hidup berdasrkan ciri – cirinya.
3.    Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup.
4.    Mengetahui evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya. 
Klasifikasi dibedakan menjadi 3 sistem klasifikasi makhluk hidup yaitu:
1.    Klasifikasi sistem buatan / artifisial adalah Dasar klasifikasi yang menggunakan sifaf-sifat morfologi terutama alat reproduksi, habitat atau perawakan. Misal : tanaman pohon, perdu, herba, semak, gulma atau liana.
2.    Klasifikasi alamiah/ alami yaitu Dasar klasifikasi yang digunakan adalah banyak sedikitnya persamaan, terutama persamaan sifat morfologi.misal : sapi, buaya, gajah, kuda termasuk hewan berkaki empatpadi, gandum, jewawut termasuk tumbuhan berbulir
3.    Klasifikasi sistem filogenetik yaitu Dasar klasifikasi yang digunakan adalah urutan perkembangan serta jauh dekatnya kekerabatan antar takson, selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat morfologi dan anatominya.


Dalam klasifikasi makhluk hidup dikelompokkan dalam peringkat atau takson tertentu sebagai berikut:

•    Tingkat Taksonomi
Disebut juga tingkat pengelompokkan.Tingkatan ini disusun oleh kelompok (takson) yang paling umum sampai kepada kelompok yang paling khusus, dengan urutan tingkatan sebagai berikut:
Tumbuhan                    Hewan
1.    Regnum (dunia)    Kingdom (Dunia)
2.    Divisio (Tumbuhan)    Phyllum (Hewan)
3.    Classis (kelas)    Classis (Kelas)
4.    Ordo (Bangsa)    Ordo (Bangsa)
5.    Familia (Suku)    Familia (Suku)
6.    Genus (Marga)    Genus (Marga)
7.    Species (Jenis)    Species (Jenis)
•    Tata Nama
Dalam pemberian nama makhluk hidup kita mengenal nama daerah (anjing, dog) dan nama ilmiah (ex: canine). Nama daerah hanya dapat dimengerti oleh penduduk di daerah itu. Nama Ilmiah digunakan sebagai alat komunikasi ilmiah di seluruh dunia menggunakan bahasa latin/yang dilatinkan. Setiap organisme hanya memiliki satu nama yang sah.
1.    Cara pemberian nama jenis
Sistem tata nama yang digunakan disebut "binomial nomenclatur" yaitu pemberian nama jenis/spesies dengan menggunakan 2 kata. Misalnya: padi > Oryza sativa.
Cara :
Kata depan : nama marga (genus) menggunakan huruf besar.
Kata belakang : nama petunjuk spesies (spesies epithet) menggunakan huruf kecil. Sistem binomial nomenklatur dipopulerkan pemakaiannya oleh Carolus Linnaeus.
2.    Cara pemberian nama kelas, bangsa dan famili
a. Untuk nama species (jenis) :
-    nama species terdiri dari dua kata tunggal yang dilatinkan.
-    kata depan menunjukkan nama marga, kata belakang menunjukkan nama spesies. nama marga mulai ditulis dengan huruf besar, sedang nama species dimulai dengan huruf kecil.  Nama marga dan jenis dicetak miring.
contoh :     Rhinoceros sondaicus (badak jawa), Havea brasikensis (karet), Elephas indicus (gajah), Hibiscus rosasinensis (kembang sepatu), Felis maniculata-domestika (kucing jinak).
b. Untuk nama famili (suku) :
Nama suku diambil dari nama marga yang bersangkutan.
- Untuk tumbuhan : nama marga + akhiran aceae
  contoh :- Solamum lycopersicum (tomat)
                     Solanum + aceae à   fam: Solanaceae
                   - Marchantia polymorpha (lumut hati)
                      Marchantia + aceae à fam: Marchantiaceae
- Untuk hewan : nama marga + akhiran idae
contoh : - Felis tigris (harimau india)
                      Felis + idae à fam: Felidae (kucing)
                    - Columba livea (merpati)
                      Columba + idae à fam: Columbidae
c.  Untuk nama ordo (bangsa) :
Nama ordo umumnya diambil dari nama marga yang bersangkutan.
- Untuk tumbuhan : nama marga + akhiran ales
         contoh : - Sphagnum fimbriatum (lumut gambut)
                      Sphagnum + ales  à ordo: Sphagnales
- Untuk hewan :  nama marga + akhiran iformis
contoh : - Columba livea (merpati)
                 Columba + iformis à ordo: Columbiiformis  






    Rangkuman
Keanekaragaman hayati menurut tingkatannya dibedakan menjadi tiga yaitu keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis, keanekaragaman tingkat ekosistem.
        Flora di indonesia termasuk dalam kawasan flora malesiana, yaitu suatu daerah luas yang meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon. Tumbuhan Khas Malesiana yang terkenal adalah rafflesia arnoldii. Indonesia memiliki keanekaragaman fauna yang melimpah, perseberan fauna di indonesia terbagi menjadi fauna daerah oriental, fauna daerah australian, dan fauna peralihan.
Klasifikasi keanekaragaman hayati dibagi menjadi tiga yaitu : Klasifikasi sistem buatan / artifisial. Klasifikasi alamiah/ alami dan Klasifikasi sistem filogenetik. Dalam klasifikasi makhluk hidup dikelompokkan dalam peringkat atau takson tertentu sebagai berikut:
Tumbuhan                               Hewan
1.    Regnum (dunia)    Kingdom (Dunia)
2.    Divisio (Tumbuhan)    Phyllum (Hewan)
3.    Classis (kelas)    Classis (Kelas)
4.    Ordo (Bangsa)    Ordo (Bangsa)
5.    Familia (Suku)    Familia (Suku)
6.    Genus (Marga)    Genus (Marga)
7.    Species (Jenis)    Species (Jenis)
Pemberian nama kelas, marga dan famili  sebagai berikut:
a.    Untuk nama species (jenis) : Elephas indicus (gajah), Oryza sativa.
b.    Untuk nama famili (suku) :  Solanum + aceae àfam: Solanaceae (tomat) , Columba + idae à fam: Columbidae ( merpati).
c.    Untuk nama ordo (bangsa) : Sphagnum + ales  à ordo: Sphagnales (lumut gambut),             Columba + iformis à ordo: Columbiiformis (merpati).   



Tidak ada komentar:

Posting Komentar