Selasa, 10 September 2013

MAKALAH SEJARAH

Kali ini kami berusaha berbagi pengetahuan dan ilmu. meski  saya masih duduk dibangku Madrasah Aliyah tapi saya berusaha untuk berbagi pada para pembaca. saya akan memberikan info dan contoh tugas- tugas yang mungkin bisa bermanfaat untuk para pembaca sekalian, seperti makalah biologi berikut ini.

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Mempelajari kehidupan manusia tidak terlepas dari manusia itu sendiri. Bagaimana muncul dan terjadinya kehidupan manusia dan kebudayaan yang beranekaragam yang memiliki keunikan dan kekhasan sendiri – sendiri.
Bangsa indonesia hidup berabad lamanya di indonesia dengan penuh kebersamaan dalam keragaman. Secara turun temurun nenek moyang menumbuhkembangkan beragam nilai dan kearifan sehingga membentuk karakter suku bangsa. Nilai dan keraifan itu penting untuk dipelajari, ditumbuh kembangkan, dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Peninggalan purbakala yang maasih ada dan tersebar di belahan bumi Indonesia merupakan representasi kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia. Salah satu peninggalan purbakala yang menyita perhatian masyarakat adalah situs Sangiran. Secara stratigrafis situs Sangiran merupakan situs manusia purba terlengkap di asia. Sangiran juga merupakan pusat studi evolusi di dunia. Sangiran ibarat Laboratorium alam yang menyimpan rekaman kehidupan masa lalu yang tersimpan jutaan tahun yang lalu. Iformasi lebih lanjut mengenai situs Sangiran serta kehidupan prasejarah dapat anda baca dalam pembahasan bab makalah ini.
B.    Rumusan Masalah
1.    Bagaimana jejak mnusia purba pada masa lampau di Sangiran?

C.    Tujuan masalah
1.    Untuk mengetahui tabir jejak manusia purba pada masa lampau di Sangiran.
D.    Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu luas pada masalah dalam hal ini penulis membatasi masalah hanya pada ruang lingkup tabir jejak masa lampau di Sangiran.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Membukan Tabir Jejak Masa Lampau Sangiran
Sangiran terletak di kawasan berbukit kabupaten Sragen Jawa Tengah. Pada awalnya sangiran merupakan lautan dangkal, karena adanya dorongan tekanan endogen ( dari dalam bumi ) terjadi pengangkatan dan pelipatan pada permukaan laut sangiran. Proses terbentuknya situs sangiran ini erat kaitannya dengan aktivitas gunung lawu tua yang menyebabkan tanah longsor dan membentuk kubah tanah di sekitar sungai, cemara pun ikut longsor. Akibat dari hal tersebut terbentuklah lapisan tanah yang berbeda dari lapisan tanah,  jika tanah diiris dengan pola vertikal, maka akan terlihat lapisan – lapisan tanah yang menunjukkan formasi – formasi yang berisi fosil – fosil dari kurun waktu tertentu.sebagai berikut:
1.    Formasi Kali Beng.
Pada lapisan paling bawah terdapat lempung biru yang dinamakan formasi kali beng. Formasi kali beng ini berusia 2,4 juta tahun dan menunjukkan pada waktu itu. Lapisan ini adalah dasar lautan pada masa pliosen. Bukti sebagai dasar lautan adalah ditemukan hewan – hewan bercangkang yang telah menfosil.
2.    Formasi Pucangan.
        Terjadi akibat adanya endapan lahar vulkanik gunung lawu purba yang ditandai lempung hitam. Pada lapisan ini terjadi perubahan yang awalnya sebagai lingkungan laut berubah menjadi rawa – rawa. Banyak ditemukan hewan – hewan penghuni lapisan ini antara lain kuda nil, budaya muara, fosil tengkorak Pithecanthropus Erectus kemudian ditemukan juga fosil tengkorak Meganthropus Paleojavanicus terjadi pada kala pleistosenbawah berumur sekitar 700.000-1.800.000 tahun yang lalu.
3.    Formasi Kabuh.
        Terjadi pada kala plestosen tengah berumur sekitar 125.000-sampai 700.000 tahun yang lalu. Pada formasi ini ditemukan alat-alat dari batu yang menandakan bahwa Pithecantropus pada saat itu sudah mengenal alat-alat perburuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4.    Formasi Notopuro
     Terjadi dikala plastosen atas berumur 10.000-125.000 tahun yang lalu. Dari formasi – formasi di sangiran dan ditemukan fosil – fosil seolah pita – pita kaset yang menyimpan rekaman kehidupan masa lalu.
Pada tanggal 15 maret 1977 sangiran dijadikan jagar budaya oleh pemrintah dan diperkuat lagi sebagai warisan dunia oleh UNESO pada 5 desember 1996.
 Di sangiran kita banyak menemukan fosil-fosil, tidak hanya fosil bagian tubuh manusia tetapi juga ada sisa-sisa perkakas sederhana pendukung kehidupan zaman dahulu. Dalam kompleks ini kita mendapatkan bukti bahwa manusia purba yang hidup di Sangiran sekitar 2 juta tahun lalu. Secara stratigrafis situs Sangiran merupakan situs manusia purba terlengkap di Asia. Kita dapat menyaksikan perkembangan kehidupan manusia purba secara berurutan tanpa terputus sejak 2 tahun lalu. Mulai dari zaman pliosen akhir hingga akhir pleistosen tengah.
Diawali oleh Eugene Dubois antropolog Prandis tahun 1891 antropolog Prancis manemukan fosil Pithecantropus Erectus manusia purba tertua dara Jawa kemudian pada tahun 1930 dan 1931 di desa Ngandong. Trinil-Mojokerto di temukan juga fosil-fosil manusai purba yang berasal dari zaman pleistosen. Pemenuan-penemuan ini mengungkap sejarah manusia purba yang hidup berabad-abad tahun lalu.
Masyarakat modern mulai mengenal Sangiran saat Heinrich Ralph Von Koeningswald dan Gustaf antrophologi dari Jerman meneliti di area tersebut pada tahun 1934. Maka Sangiran telah menorehkan tinta emas sebagai salah satu pusat study evolusi di dunia. Saat itu Von Koeningswald menemukan paling tidak 5 fosil manusia purba yang berbeda jenisnnya. Fosil-fosil ini menggaris bawahi keyakinan  bahwa manusia berevolusi dari kera menjadi manusia modern seperti bentuk saat ini. Sejak saat itu, para peneliti baik dari Indonesia atau asingterus bekerja di Sangiran. Koeningswald bukanlah orang pertama yang mencoba menguak misteri manusia purba di tanah jawa. Pada tahun 1936 Koeningswald berhasil menemukan fosil rahang atas manusia dan selanjutnya ia memberi nama fosil Megantropus paleojavanicus. Tahun 1973 ia menemukan manusia purba yang dicari oleh Eugene do bois yaitu Pithecantropus Erectus.
B.    Koleksi – Koleksi Museum Sangiran
Koleksi sangiran yang berada di museum sangiran saat ini semua berasal dari sekitar situs Sangiran koleksi – koleksi tersebut berupa fosil manusia, fosil hewan, fosil tumbuhan, batu – batuan, sedimentani, dan juga peralatan dapur yang dulu pernah dibuat dan digunakan oleh manusia purba yang pernah bermukim di Sangiran.
1.    Fosil kayu
a.    Fosil kayu yang terdiri dari:   
•    Temuan dari dukuh jambu desa Dayu Kecamatan Gondongrejo Kabupaten Karanganyar.
•    Di temukan pada tahun 1995 pada lapisan tanah lempung
•    Warna abu – abu
•    Formasi pucangan
b.    Fosil batang pohon
•    Temuan dari desa Krikilan Kecamatan Kali Jambe Kabupaten Sragen.
•    Fosil ini ditemukan pada tahun 1977 pada lapisan tanah lempung
•    Warna abu – abu dari endapan
•    Formasi pucangan
2.    Tulang Hasta (Ulna) Stegodon Trigonocephalus
•    Ditemukan di kawasan Cagar Sangiran
•    Pada tanggal 23 November 1975 ditanah lapisan lempung
•    Warna abu – abu
•    Formasi kabuh bawah
3.    Tulang Paha
•    Ditemukan di desa Ngabung, Kecamatan Kali Jambe Kbupaten Sragen
•    Pada tanggal 4 Februari 1989 pada lapisan tanah lempung
•    Warna abu – abu
•    Formasi pucangan atas
4.    Tengkorak Kerbau
•    Ditemukan oleh Tardi
•    Pada tanggal 20 November 1992 di Dukuh Tanjung, desa Dayu Kecamatan Gondongrejo Kabupaten Karanganyar pada lapisan tanah
•    Warna coklet kekuningan – kuningan yang bercampur pasirs
•    Berdasarkan penanggalan geologi berumur 700.000 – 500.000 tahun
5.    Gigi Elephas Namadicus
•    Ditemukan di situs Cagar Budaya Sangiran
•    Pada tanggl 12 Desember 1975, pada lapisan tanah pasir tercampur krikil yang berwarna coklat
•    Formasi kabuh
6.    Fragmen Gajah Purba
•    Hidup didaerah Cagar Budaya Sangiran
•    Jenisnya adalah Mastodon, Stegodon, Elephas
7.    Tulang Rusuk (Casta) Stegodon Trigonocephalus
•    Ditemukan oleh Supardi
•    Tanggal 3 Desember 199, di dukuh Bukuran, desa Bukuran Kecamatan Kali Jambe Kabupaten Sragen pada lapisan lempung
•    Warna abu – abu dari endapan pucangan atas
8.    Ruas Tulang Belakang (Vertebrae)
•    Ditemukan di situs Cagar Budaya Sangiran
•    Pada tanggal 15 Desember 1975
•    Dilapisan tanah pasir
•    Warna abu – abu
•    Formasi kabuh bawah
9.    Tulang Jari
•    Ditemukan di situs Sangiran
•    Pada tanggal 28 Oktober 1975
•    Pada lapisan tanah pasir kasar
•    Warna coklat kekuning – kuningan
•    Formasi kabuh
10.    Rahang Atas (Elephas Namadicus)
•    Rahang ini dilengkapi sebagian gading
•    Ditemukan oleh atmo
•    Didukuh Ngerjo, Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen
•    Pada tanggal 27 April 1980
•    Pada lapisan Grenzbank
•    Antara formasi pucangan dan kabuh
11.    Tulang Kaki Depan bagian Atas (Humerus)
•    Bagian fosil ditemukan oleh Warsito
•    Desa krikilan Kecamatan Kali Jambe Kabupaten Sragen
•    Pada tanggal 2 Desember 1998
•    Pada lapisan tanah lempung
•    Warna abu – abu
•    Dari pucangan atas kala pleistosen bawah

12.    Tulang Kerring
•    Ditemukan oleh Warsito
•    Didukuh budak desa Ngebung Kecamatan Kali Jambe Kabupaten Sragen
•    Pada tanggal 4 Januari 1993
•    Lapisan tanah lempung
•    Warna abu – abu
13.    Fosil Mulusca
•    Klas Palecypoda
•    Klas Gastropoda
14.    Binatang Air
1.    Tengkorak buaya (crocodilus Sp)
•    Ditemukan pada tanggal 17 desember 1994oleh Sunardi
•    Di dukuh Blimbing, desa Ngebung Kecamatan Kali Jambe Kabupaten Sragen
•    Formasi pucangan 
2.    Kura – kura (Chlonia Sp)
•    Ditemukan pada tanggal 1 februari 1990 Oleh Haripurnomo
•    Dukuh Pablengan desa Krikilan Kecamatan Kali Jambe Kabupaten Sragen
•    Formsi pucangan
3.    Ruas Tulang Belakang Ikan
•    Ditemukan pada tanggal 20 november 1975 oleh Suwarno
•    Di desa Bukuran Kecamatan Kali Jambe Kabupaten Sragen.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Sangiran terbentuklah lapisan tanah yang berbeda dari lapisan tanah,  jika tanah diiris dengan pola vertikal, maka akan terlihat lapisan – lapisan tanah yang menunjukkan formasi – formasi yang berisi fosil – fosil dari kurun waktu tertentu.sebagai berikut:Formasi Kali Beng, Formasi Pucangan, Formasi Kabuh, Formasi Notopuro.
Diawali oleh Eugene Dubois antropolog Prancis tahun 1891 antropolog Prancis manemukan fosil Pithecantropus Erectus manusia purba tertua dari Jawa kemudian pada tahun 1930 dan 1931 di desa Ngandong. Trinil-Mojokerto di temukan juga fosil-fosil manusai purba yang berasal dari zaman pleistosen.
Pada tahun 1936 Koeningswald berhasil menemukan fosil rahang atas manusia dan selanjutnya ia memberi nama fosil Megantropus paleojavanicus. Tahun 1973 ia menemukan manusia purba yang dicari oleh Eugene do bois yaitu Pithecantropus Erectus.
B.    SARAN
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat serta bisa menambah wawasan bagi para pembacanya. Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan baik dari segi tata tulis maupun bahasa kami mohon saran dan kritik yang senantiasa bersifat membangun demi perbaikan makalah selanjutnya. 


3 komentar: